SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo mengalokasikan anggaran sebesar Rp10 miliar pada tahun ini untuk pembangunan jalan dan fasilitas penunjang di sejumlah wilayah.
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menegaskan bahwa strategi pengentasan kemiskinan harus disesuaikan dengan karakter dan tantangan masing-masing wilayah.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara Sinergi Aksi Percepatan Angka (SAPA) Bansos 2025 yang berlangsung di Pendopo Kawedanan Besuki, Selasa (9/9/2025).
Bupati yang akrab disapa Mas Rio itu menjelaskan infrastruktur di Kecamatan Besuki sudah relatif memadai, namun kemiskinan masih bertahan akibat ketergantungan sebagian masyarakat pada bantuan sosial.
Mas Rio menilai kondisi tersebut mirip dengan karakter kemiskinan perkotaan, di mana penerima bantuan tidak mengalami perubahan ekonomi meski sudah bertahun-tahun menerima bantuan.
“Ini butuh kebijakan khusus, bukan sekadar tambahan infrastruktur,” kata Mas Rio.
Bupati juga menekankan bahwa bantuan sosial seharusnya menjadi penopang sementara agar keluarga tetap berfungsi dan dapat mendorong kemandirian. Namun tanpa adanya usaha produktif, kemiskinan sulit untuk terentaskan.
“Kalau bansos hanya ditunggu, maka proses pengentasannya akan lambat. Harus ada dorongan untuk usaha, bukan bergantung terus,” Mas Rio.
Sementara itu di Kecamatan Arjasa masih menghadapi kendala utama berupa keterbatasan infrastruktur.
“Kalau di Arjasa problemnya infrastruktur, makanya kita fokus membangun jalan dan sarana lain. Itu kuncinya,” ujar Mas Rio.
Turut hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, jajaran Forkopimda, dan pilar-pilar kesejahteraan sosial.
Acara SAPA Bansos 2025 juga dirangkai dengan penyerahan tali asih kepada pilar-pilar kesejahteraan sosial serta pemberian bantuan bagi keluarga miskin ekstrem dan lansia di Situbondo.[]